Minggu, 02 Januari 2011

KISAH HIDUP KIM HYUN JOONG SS501!

Seperti halnya idola-idola lainnya, Kim Hyun Joong mengalami banyak kesulitan sebelum namanya dikenal banyak orang. Namun kesulitan itu kini terbayar dengan popularitas tinggi serta uang berlimpah. Idola yang sukses di dunia akting dan musik ini punya pengalaman tidak mengenakkan semasa menjadi trainee, dia ditipu, diusir dari rumah hingga kekurangan uang untuk naik kereta api dan makan. Bagaimana awal sukses bintang berikut, simak kisah di bawah ini.

Siswa Teladan

Hyun Joong lahir di Seoul, pada 6 Juni 1986. Ibunya, Jung Yun Mi pernah bermimpi ketika hamil Hyun Joong. “Saat itu ada truk besar dan dipenuhi lobak, kemudian saya melihat satu lobak yang unik dan cantik di bagian paling atas. Saya berusaha keras mengambil lobak itu tapi lobak itu terlalu besar dan saya terjatuh. Kemudian tempat dimana saya duduk itu dialiri oleh air yang bersih,” cerita ibu Hyun Joong.

Hyun Joong kecil banyak disuka tetangganya yang gemas melihat matanya yang besar, intuisi tajam dan serta kepandaiannya. Hyun Joong mulai belajar berjalan ketika berumur 9 bulan.

“Di ulang tahun pertamanya, dia mengambil penghapus, pensil dan buku, jadi kami berharap dia akan menjadi seorang sarjana. Dan juga karena matanya yang besar dan indah, orang-orang memanggilnya ‘Bintang Pagi’, jelas sang ibu.


Sejak orang tuanya menikah hingga Hyun Joong besar, keluarga mereka tinggal berdekatan dengan SongpaGu Olympic Park. Setiap akhir minggu, banyak penyanyi yang tampil disana. Ketika ibunya mambawa Hyun Joong dan kakaknya ke taman itu, Hyun Joong sering hilang. Namun yang paling mengherankan, dia selalu ditemukan di sekitar panggung tempat penyanyi tampil.

Hyun Joong memang hanya seorang pelajar biasa, tidak pernah sakit serius, dan seorang anak yang tidak pernah mengecewakan orang tuanya. Bahkan dia pernah ditunjuk menjadi ketua kelas sewaktu SD. Cita-citanya sewaktu kecil adalah menjadi sarjana, sesuai dengan harapan kedua orang tuanya kelak. “Ketika pertama kali melihat pesawat terbang dan sejenisnya, saya berpikir untuk membuatnya. Saya ingin menjadi sarjana yang dapat membuat robot seperti yang kita lihat di komik dan film,” kata Hyun Joong.

Tidak Populer di Sekolah

Kim Hyun Joong yang terkenal dengan imej pangeran tampan Ji Hoo di Boys Before Flower dan membuat wanita tergila-gila dengan wajah serta sikapnya yang tenang, ternyata seorang siswa biasa dan tidak terkenal di kalangan teman wanita sekolahnya. Bertolak belakang dengan perannya di serial yang mengangkat namanya itu.

“Biasanya seorang artis punya antrian panjang fans didepan rumahnya sewaktu dia sekolah. Mungkin karena saya memakai kacamata sejak kelas 2 SD, atau saya tidak menarik di mata teman-teman wanita,” kata Hyun Joong.

Berubah Pikiran, Ingin Jadi Pemain Sepak Bola

Ketika duduk di kelas 4 SD, cara berpikir Hyun Joong mulai berkembang, dia yang awalnya igin menjadi sarjana tiba-tiba berubah pikiran ingin menjadi pemain sepak bola. Keinginannya tentu saja mendapat penolakan dari orang tua, terutama sang ayah.

“Semua guru di sekolah mengatakan dia murid yang pintar, dia pasti bisa lulus ke Universitas Seoul (salah satu universitas terbaik di Korea). Sebagai orang tua, kami berharap dia bisa melanjutkan sekolah ketimbang terjun ke dunia olahraga atau hiburan, ayahnya tidak mengizinkan dia menjadi pemain sepak bola.”


Hyun Joong yang cenderung pendiam, mulai memperlihatkan talentanya ketika SMP. Hyun Joong juga mulai berani menentang kehendak orang tuanya yang menginginkan dia tetap melanjutkan sekolah. Dia mulai menjadi fans penyanyi terkenal Seo Tai Ji sejak ikut ayahnya ke toko kaset, ayahnya membeli album Tai Ji pertama kali sewaktu Hyun Joong masih SD.

“Saya masih punya album Seo Tai Ji yang kubeli waktu itu. Khususnya setelah mendengar lagu It’s Ultraman tahun 2000 dan mulai menyukai genre musik heavy metal, “ katanya.

Hyun Joong lantas menabung sampai 70 Ribu won untuk membeli gitar pada kelas 1 SMP. Uang itu didapatkannya dengan kerja paruh waktu. Setelah membeli gitar, Hyun Joong mulai mengabaikan sekolah dan belajar gitar. Dia bisa tahan belajar main gitar sampai 10 jam setiap harinya.

Hyun Joong kemudian membentuk sebuah band bernama AXERS bersama 5 temannya. Mereka sering tampil di acara-acara sekolah. Kekagumannya pada Seo Tai Ji tidak pernah berubah, ketika penyanyi itu merilis album edisi terbatas yang hanya dijual yang hanya tersedia 10 Ribu kopi, Hyun Joong sampai memesannya ke beberapa tempat.

Berhenti Sekolah dan Kabur Dari Rumah

Ketika SMP, Hyun Joong lolos audisi di sebuah agensi hiburan, tapi dia tidak memberitahu orang tuanya. Karena agensi tersebut membutuhkan ijin orang tua untuk trainee dibawah umur, jadi mau tak mau Hyun Joong mengatakannya dan seperti yang diduga, sang ibu tidak mengizinkan. Tapi Hyun Joong ngotot melanjutkan training dan sering tidak masuk sekolah. Akhirnya, dia tidak memenuhi absen di semester berikut dan pihak sekolah menghubungi kedua orang tuanya dan terpaksa mengatakan bahwa Hyun Joong diberhentikan dari sekolah.

Sang ayah yang marah menyuruh Hyun Joong untuk mencari uang sendiri. “Mulai sekarang kamu cari uang sendiri untuk menghidupi dirimu”. Dia pun kabur dari rumah. Hyun Joong yang biasanya menuruti kata-kata orang tua, kabur dari rumah setelah melihat sang ayah menghancurkan gitarnya. Lima hari kemudian dia kembali ke rumah dan bekerja paruh waktu. Dia bekerja di toko ayam setiap sore, restoran T Family.

Ibu Hyun Joong merasa sedih karena anaknya kini harus bekerja. “Karena krisis ekonomi, bisnis kami ikut terpengaruh. Kami memulai bisnis fashion di Dongdamun dan bekerja sampai pukul 11 malam. Setelah selesai bekerja, saya sering ke restoran tempat anakku bekerja dan diam-diam melihatnya sekitar 1 jam lamanya. Sekitar pukul 1 malam, dia pulang. Hatiku sakit melihatnya, tapi tak pernah kuperlihatkan padanya. Saya selalu mematikan lampu ketika dia pulang dan pura-pura tidur.”

Lama-lama Hyun Joong menyesal karena berhenti sekolah. Ibunya memindahkannya sekolah lain dan di tahun berikutnya dia mulai sekolah lagi.

Di tengah kesulitannya yang dideritanya, Hyun Joong masih memperhatikan anggota keluarga lainnya. Ketika sang kakak yang kuliah di Amerika memutuskan untuk berhenti kuliah karena kekurangan biaya, Hyun Joong berkata pada kakaknya, “Kak, tolong baca buku ini” dan memberikan hadiah novel pada kakaknya. Kakaknya menemukan cek sebesar 300 Juta Won yang disembunyikan di buku itu. Tidak terbersit pemikiran dari anggota keluarga yang lain bahwa saat menjadi trainee, dia bisa menabung uang sebanyak itu.

Gagal Debut dan Sering Makan Tanpa Bayar

Joong yang berhenti sekolah karena ingin menjadi penyanyi mengalami masa-masa sulit sebelum debut. Dia diikuti seorang manajer kemana pun dia pergi dan setiap hari menjalani latihan yang berat sebagai salah satu personel dari grup boyband beranggotakan 5 orang.

“Semua terasa berat dan membingungkan bagiku yang biasanya main band dan tiba-tiba harus berlatih menari. Tetapi karena keinginanku yang kuat untuk menjadi penyanyi, saya bisa menghadapi semuanya,” kata Hyun Joong.

Keinginan untuk belajar bernyanyi dan menari pelan-pelan bertambah besar setelah Hyun Joong memasuki masa training. Dia akhirnya sering bolos sekolah dan meminta pada orang tuanya untuk berhenti sekolah meski mendapat tentangan.

Hyun Joong mengalami kesulitan keuangan karena keluarganya berhenti memberinya uang setelah berhenti dari sekolah. Dia jadi sering melarikan diri saat membayar kereta api karena selalu menumpang dengan gratis. Dia juga pernah makan di kedai dukbokki dan melarikan diri tanpa membayar karena sudah sangat lapar.


“Saya ingin meminta maaf pada kereta api Metro dan pemilik kedai. Memang tragis sekali waktu itu, tapi saya harus bertahan demi harga diri,” kata Hyun Joong mengenai masa lalunya. Tidak bisa dibayangkan, pemuda yang dulunya numpang dan makan gratis itu, kini sudah jadi bintang tenar. Namun Hyun Joong sekali lagi harus menghadapi cobaan berat karena egensi hiburan tempatnya latihan memiliki masalah dan grupnya harus bubar.

Kesempatan kedua datang ketika dia bekerja paruh waktu di restoran, waktu itu dia diawasi agen perusahaan hiuran yang ingin membentuk grup hallyu. Namun, lagi-lagi dia gagal.

“Ketika bergabung dengan perusahaan itu (yang lama), saya merasa ada yang tidak beres. Kami berlatih keras dan mereka berkata kami akan debut di China dan memberi kami 5 Juta Won. Setelah diselidiki ternyata ini adalah perusahaan gadungan. Jika kami mendapat 5 Juta Won itu, kami akan dikirim ke China,” kata Hyun Joong.

Hyun Joong mendapat kesempatan lagi. Dia ikut audisi berdasarkan informasi dari adik seorang kakak perempuan temannya. Orang yang dimaksud adalah personel SS501, Park Jung Min sementara perusahaan yang mengadakan audisi adalah DSP Entertainment.

Setelah lulus audisi, dia bergabung dengan Kim Hyung Joon dan Park Jung Min yang sudah terpilih lebih dulu. Setelah Hyun Joong masuk, terpilih pula Kim Kyu Jong dan Heo Young Saeng.

Debut di Bawah Bimbingan DSP


Masa training di DSPE ternyata lebih sulit daripada 2 perusahaan sebelumnya. Dia tinggal di asrama selama satu setengah tahun hampir tanpa istirahat. Namun Hyun Joong bisa melewatinya karena kali ini dia benar-benar ingin mewujudkan impiannya. Mie instan dan kimbab sebagai makanan mereka selama training, tergantikan ketika mulai debut sebagai grup boyband SS501 pada 2005 dengan lagu Warning.

SS501 merilis album pertamanya setahun berikutnya, mereka dikenal sebagai grup ‘pretty boy’ dan fans wanita mereka bertambah banyak. Dan tahun 2007 manajemen memutuskan untuk debut di Jepang.

“Waktu itu adalah masa tersulit. Popularitas kami sedang meningkat dan saya khawatir apakah fans akan tetap menunggu jika kami pergi ke Jepang?,” tukasnya.

SS501 tinggal di Jepang sekitar 1 tahun dan memperoleh peringkat 10 besar di tangga lagu Oricon, mendapat penghargaan Pendatang Baru Terbaik dan prestasi lainnya di Jepang. SS501 kembali ke Korea dengan single Dejavu di tahun 2008, tapi terlalu sukses. Hyun Joong kemudian menerima tawaran acara reality show We Got Married, dia dipasangkan dengan penyanyi solo Hwang Bo.

Makin Melejit Berkat Boys Before Flowers


Popularitas We Got Married kembali mengangkat nama SS501 dan Hyun Joong. Setelahnya, tawaran main serial Boys Before Flowers datang.

Tawaran itu datang ketika SS501 sedang beraktivitas di Jepang sekitar Mei 2008, dia mengetahui kasting serial ini waktu melihat berita. Syuting serial ini segera dimulai ketika album SS501 akan dirilis, dan dia merasa tidak enak dengan keadaan itu.

Karena Hyun Joong memutuskan untuk menjajal tantangan akting di Boys Before Flowers, mau tidak mau SS501 memundurkan jadwal rilis album baru dan memulai kegiatan solo masing-masing. Namun pilihan Hyun Joong dan manajemen SS501 tidak salah, karena nama Hyun Joong makin terkenal dengan karakter Ji Hoo yang diperankannya.

Popularitas Boys Before Flowers turut mendongkrak nama SS501, grup dimana Hyun Joong menjadi leader. Walau kegiatan grup untuk sementara dihentikan ketika Hyun Joong sibuk syuting dan promo serial, dia mengaku senang melihat semua personel mendapat hasil yang bagus di beberapa bidang seperti akting, musikal dan menyanyi.

Sukses Boys Before Flowers mengantarkan Hyun Joong mendapat kontrak sejumlah iklan, diantara personel F4, dia yang paling laris jadi bintang iklan. Mulai dari produk clothing, ponsel, make up, sampai iklan ayam goreng disabetnya. Namun dia tidak melupakan grup yang telah membesarkan namanya, terbukti setelah aktivitas Boys Before Flowers berhenti total, Hyun Joong segera memulai aktivitasnya bersama SS501 termasuk konser keliling Asia beberapa waktu lalu.

Ingin Menikah Sebelum Usia 30 Tahun

Dalam memilih pasangan, Hyun Joong tidak keberatan jika pasangannya lebih tua. Dia mengutamakan dari chemistry yang tercipta dengan pasangan. “Seorang wanita yang bisa diajak bercanda seperti layaknya teman. Tidak masalah jika dia lebih tua dariku. Saya ingin menikah sebelum usiaku 30 tahun. Saya juga ingin memiliki 4 orang anak dan hidup dengan baik,” kata Hyun Joong mengenai tipe wanita idaman dan keluarga yang diharapkannya nanti.

Sementara itu untuk rencana masa depan, dia ingin mengadakan konser damai. “Saya ingin SS501 lebih populer di Asia dan di seluruh dunia. Saya ingin tampil di hadapan 50.000 orang di konser berskala besar, mengumpulkan fans dari berbagai negara, di depan orang-orang yang menginginkan kedamaian,” ucapnya.

Keinginan Hyun Joong untuk tampil di konser berskala besar tercapai ketika SS501 mengadakan konser tur bertajuk Persona yang diadakan di beberapa kota besar di Asia.



Model Pembelajaran Kolaboratif MURDER

Model Pembelajaran Kolaboratif MURDER

Pembelajaran MURDER merupakan pembelajaran yang diadaptasi dari buku karya Bob Nelson “The Complete Problem Solver” yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi:

1. Mood (Suasana Hati)

Mood adalah istilah bahasa inggris yang artinya suasana hati. Dalam belajar suasana hati yang positif bisa menciptakan semangat belajar sehingga konsentrasi belajar dapat dicapai semaksimal mungkin dan dapat menyerap apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, jika suasana hati tidak mendukung, maka semua konsentrasi akan dibuyarkan dengan pikiran-pikiran yang tidak penting untuk difikirkan. Ciptakan suasana hati yang positif ketika kita belajar sebuah ilmu.

Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakalah siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira, sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Hamzah (2006: 82) menyatakan bahwa suasana hati umum juga memiliki dua skala, yaitu sebagai berikut:

  1. Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistis terutama dalam menghadapi masa-masa sulit. Dalam pengertian luas, optimisme berarti makna kemampuan melihat sisi tentang kehidupan dan memelihara sikap positif, sekalipun kita berada dalam kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam cara orang menghadapi kehidupan.
  1. Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan, menyukai diri sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta bergairah dalam melakukan setiap kegiatan.

Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan bisa dilakukan, pertama, dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur-unsur kesehatan, kedua, melalui pengelolaan yang hidup dan bervariasi yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan.

2. Understand (Pemahaman)

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemahaman adalah mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman dapat diartikan juga menguasai tertentu dengan pikiran, maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti mendasar yang meletakan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

Dalam belajar unsur pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, maka siswa dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skill kemudian dengan unsur organisasi, maka subyek belajar dapat menata hal- hal tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu pola yang logis, karena mempelajari sejumlah data sebagaimana adanya, secara bertingkat atau angsur-angsur, siswa mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan-persoalan secara keseluruhan.

Perlu diingat bahwa pemahaman tidak hanya sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami, kalau sudah demikian maka belajar itu bersifat mendasar. Pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

Kemudian perlu ditegaskan bahwa pemahaman bersifat dinamis, dengan ini diharapkan akan bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang, akan tetapi apabila subyek belajar betul-betul memahami materi yang disampaikan oleh gurunya, maka mereka akan siap memberikan jawaban-jawaban yang pasti atas partanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar (Sardiman, 1996: 42-45).

Dalam memahami suatu materi, harus konsentrasi secara penuh terhadap materi tersebut dengan cara memahami tiap-tiap kalimat dan mencerna maksud dari kalimat tersebut. Bisa juga dengan membanyangkan secara langsung hal yang terjadi dalam kalimat tersebut dan hendaknya mengikuti secara runtun aliran suatu materi dengan seksama karena jika satu materi saja terlewat maka pada materi berikutnya kemungkinan besar akan sulit memahaminya.

3. Recall (Pengulangan)

Mengulang adalah usaha aktif untuk memasukkan informasi kedalam ingatan jangka panjang. Ini dapat dilakukan dengan “mengikat” fakta kedalam ingatan visual, auditorial, atau fisik. Otak banyak memiliki perangkat ingatan. Semakin banyak perangkat (indra) yang dilibatkan, semakin baik pula sebuah informasi baru tercatat. Me-recall tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah didistribusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah. Me-recall, bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau menyusun kembali imformasi yang telah mereka terima (Jamarah, 2005: 108) .

Orang yang tidak mengulang saat belajar senantiasa memasukkan informasi baru tersebut lepas. Itu membuat belajar menjadi sulit karena akan ada lebih sedikit kata dalam otak yang dapat digunakan untuk mengaitkan atau mengasosiasikan sejumlah informasi baru berikutnya.

Kegiatan mengulang ini bisa dilakukan setelah mendapatkan materi tersebut, dapat dilakukan pada waktu sepulang sekolah, waktu istirahat, dan diwaktu-waktu senggang lainnya. Pada kegiatan mengulang ini dapat dengan cara membaca ulang sesuai dengan materi yang telah diberikan, kemudian merangkumnya dengan bahasa sendiri yang mudah dipahami. Sehingga secara tidak langsung membaca sekaligus menghafal materi yang telah dipelajari.

4. Digest (Penelaahan)

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakalah tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran (subject centere teaching). Untuk dapat menguasai materi pelajaran siswa tidak hanya berpedoman pada satu buku, karena pada dasarnya ada berbagai sumber yang bisa dijadikan sumber untuk memperoleh pengetahuan.

Sanjaya (2006: 173-174) menyatakan bahwa beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dalam proses belajar di dalam kelas diantaranya adalah:

a. Manusia Sumber

Alat dan bahan pengajaran misalnya buku-buku, majalah, koran, dan bahan cetak lainnya, film slide, foto, gambar, dan lain- lain.

b. Berbagai Aktifitas dan Kegiatan

Yang dimaksud aktifitas adalah segala perbuatan yang disengaja dirancang guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan lain- lain.

c. Lingkungan (Setting)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar, misalnya gedung sekolah, perpustakaan, taman, laboratorium, kantin sekolah dan lain- lain

5. Expand (Pengembangan)

Expand artinya pengembangan. Dengan pengembangan, maka akan lebih banyak mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Ada 3 buah pertanyaan yang dapat di ajukan untuk mengkritisi materi tersebut yaitu:

  1. Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang hendak saya ajukan?
  2. Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya sukai?
  3. Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa/mahasiswa lainnya?

6. Review (Pelajari Kembali)

Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran setelah diberikan tafsiran.

Proses mengingat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi faktor individu, faktor sesuatu yang harus diingat, dan faktor lingkungan. Dari individu, proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran. Maka dari itulah mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari merupakan usaha agar ingatan itu tidak mudah lepas.

Langkah- langkah penerapan strategi pembelajaran MURDER adalah sebagai berikut:

  1. Langkah pertama berhubungan dengan suasana hati (mood) adalah ciptakan suasana hati yang positif untuk belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan kepribadian siswa.
  2. Langkah kedua berhubungan dengan pemahaman adalah segera tandai bahan pelajaran yang tidak dimengerti. Pusatkan perhatian pada mata pelajaran tersebut atau ada baiknya melakukan bersama beberapa kelompok latihan.
  3. Langkah ketiga berhubungan dengan pengulangan adalah setelah mempelajari satu bahan dalam suatu mata pelajaran, segeralah berhenti. Setelah itu, ulangi membahas bahan pelajaran itu dengan kata-kata siswa.
  4. Langkah keempat yang berhubungan dengan penelaahan adalah segera kembali pada bahan pelajaran yang tidak dimengerti. Carilah keterangan mengenai mata pelajaran itu dari artikel, buku teks atau sumber lainnya. Jika masih belum bisa, diskusikan dengan guru atau teman kelompok.
  5. Langkah kelima berhubungan dengan pengembangan adalah tanyakan pada diri sendiri mengenai tiga masalah di bawah ini, begitu selesai mempelajari satu mata pelajaran, yaitu:
    1. Andaikan bisa bertemu dengan penulis materi, pertanyaan atau kritik apa yang diajukan?
    2. Bagaimana bisa mengaplikasikan materi tersebut pada hal yang disukai?
    3. Bagaimana bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa lainnya?
  6. Langkah keenam yang berhubungan dengan review adalah pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, B.U. (2006). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Jamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Asdi Mahasatya

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.